10 Yang Dijamin Masuk Surga


Suatu hari, Rasulullah bercerita kepada istri terkasihnya, Aisyah r.a, bahwa ada 10 orang yang dijanjikan masuk surga. Mereka ini dijanjikan masuk surga tanpa hisab oleh karena memiliki karakter pribadi kuat, berdedikasi tinggi terhadap islam, serta ahli ibadah yang tak perlu disangsikan.
Jaminan masuk surga ini tentu saja menjadi unik sebab orang-orang sekaliber Aisyah dan istri-istri yang lain, termasuk anak-anak Rasulullah, serta para sahabat beliau selain yang sepuluh itu, tidak diberikan jaminan. Hal ini juga menunjukkan bahwa islam, risalah yang dibawa Rasulullah, tidak membeda-bedakan manusia. Mereka itu adalah :

1.    Abu Bakar bin Abi Qahafah (As-siddiq)

Ia orang pertama masuk islam dan satu suku dengan Rasulullah, Quraisy, pedagang kaya yang berpengaruh dan berakhlaq mulia. Sebab sebelum masuk islam saja ia tidak minum arak, tidak menyembah berhala, tidak pernah berdusta. Ia ditunjuk menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakannya dibandingkan para sahabatnya yang lain.
Al-Qur’an banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya. Dalam kepemimpinannya, ia memerangi nabi-nabi palsu, kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat, juga menggagas penulisan Al-Qur’an dalam lembaran-lembaran.

2.    Umar Ibnu Khattab

Berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah saw dan masih satu kakek, Ka’ab bin Lu’ai. Ia masuk islam setelah bertemu dengan adiknya, Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian. Ia sosok yang pandai berdiskusi, berdialog, problem solver andal namun bertemperamen kasar. Tak heran bila ia menjadi orang yang paling berani berdakwah terang-terangan disaat yang lain sembunyi-sembunyi.
Sebagai pemimpin, Umar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, sampai setiap malam ia berkeliling lantaran khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.

3.    Utsman bin Affan

Sosok paling pemalu (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi), sangat dermawan, terbukti dalam sebuah persiapan pasukan pernah ia membiayai seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, dialah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya, ia merintis penulisan Al-Qur’an dalam bentuk mushat, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa Abu Bakar.

4.    Ali bin Abi Thalib

Ia pemuda pertama yang masuk islam, menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah. Ia menantu dari putri kesayangannya, Fatimah, dan hidup dengan sangat sederhana.

5.    Thalhah bin Ubaidillah

Pada perang Uhud terkena lebih dari 70 tikaman dan jari tangannya putus. Tapi perawakannya kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah di saat-saat genting. Ia memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat.
Saat itulah Thalhah berkata kepada Rasulullah, “Aku tebus engkau dengan Ayah dan Ibuku.” Beliau tersenyum, “Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Dan Rasulullah pernah berkata kepada sahabatnya, “Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan dimuka bumi, maka lihatlah Thalhah.”

6.    Zubair bin Awwam

Ia sahabat dekat Thalhah, masuk islam pada usia 15 tahun dan hijrah usia 18 tahun, tapi harus menerima siksaan dari pamannya karena keislamannya. Kepahlawanannya terlihat pada perang Badar disaat berhadapatn dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Zubair berhasil menombak kedua matanya hingga akhirnya ia tersungkur dan tak bergerak lagi. Karena itu pasukan Quraisy ketakutan. Rasulullah sangat mencintainya. “Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Zubair Ibnul Awwam.”
Ia menikahi Asma binti Abu Bakar. Ia pun merupakan salah satu komandan yang dikirim Umar bin Khattab saat pasukan muslim menghadapi tentara Romawi di Mesir. Di tangannya, Islam berhasil meraih kemenangan.

7.    Abdurrahman bin Auf

Pedagang sukses, yang saat berhijrah berani meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Keputusannya itu tak salah sebab saat telah di Madinah pun ia kembali menjadi kaya raya.
Sebelum wafat, ia berwasiat agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang termasuk Ali dan Utsman. Termasuk berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa, “Semoga Allah memberikan minum-minum dari mata air Salsabil di surga.”

8.    Sa’ad bin Adi Waqqash

Orang pertama yang terkena panah di medan juang, yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya sendiri namun tetap tabah dan kukuh pada keislamannya.

9.    Sa’id bin Zaid

Ia adik ipar Umar bin Khattab, didik oleh ayah yang beroleh hidayah islam tanpa melalui kitab nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak kaum lemah dan miskin berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketentraman, keamanan, dan mengusir lapar, karena Said adalah sahabat yang dermawan dan ringan bersedekah.

10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah

Orang yang terpaksa membunuh ayahnya saat perang Badar (QS Al Mujadilah : 22). Ia yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah. Sebab itu ia diberi gelar oleh Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”

(Dikutip dari Majalah Hidayah Tahun 11-Edisi 126)